Pengertian Mortar: Fungsi, Jenis, dan Karakteristik

Para pekerja bangunan semi-profesional yang telah bertahun-tahun bekerja, banyak yang belum tahu mengenai pengertian mortar. Padahal, mereka sehari-hari berhadapan dengan instrumen konstruksi yang satu ini.

Untuk memperluas pengetahuan mengenai bangunan, simak artikel yang akan menjelaskan mengenai pengertian mortar serta fungsi dan jenisnya berikut ini, ya! Bukan hanya akan berguna bagi para tukang bangunan, ini juga penting untuk pemilik proyek, lho!

Pengertian Mortar

Mortar adalah bahan perekat yang digunakan dalam konstruksi untuk menghubungkan dan mengikat bahan bangunan seperti batu bata, batu, blok beton, atau bahan lainnya menjadi satu kesatuan yang kokoh. Ini adalah lapisan tipis antara bahan bangunan yang bertujuan untuk mengisi celah-celah kecil di antara mereka.

Mortar memiliki sifat adhesif yang memungkinkannya melekat pada permukaan bahan bangunan dan menyatu dengan baik ketika mengeras. Komposisi umum mortar terdiri dari tiga bahan utama: semen, pasir, dan air.

Semen berperan sebagai bahan pengikat utama yang mengeras ketika terkena air, membentuk ikatan kuat antara partikel pasir dan bahan bangunan. Pasir berfungsi sebagai bahan pengisi dan membantu meningkatkan stabilitas serta daya tahan mortar. Air digunakan untuk mengaktifkan proses pengerasan semen dan membentuk pasta yang dapat diaplikasikan dengan mudah.

Selain bahan utama tersebut, beberapa mortir juga dapat mengandung bahan tambahan atau aditif seperti plastisizer, retarder, atau pengisi lainnya. Bahan tambahan ini digunakan untuk memodifikasi sifat-sifat mortar, seperti meningkatkan keelastisan, mengurangi waktu pengeringan, meningkatkan daya rekat, atau memberikan ketahanan terhadap kondisi lingkungan tertentu.

Dalam proses aplikasi, mortar biasanya ditempatkan di antara bahan bangunan dengan menggunakan alat seperti trowel atau semprotan mortar. Setelah ditempatkan, mortar perlu mengalami proses pengerasan atau pengeringan untuk mencapai kekuatan dan keawetan yang diinginkan. Waktu pengeringan dapat bervariasi tergantung pada jenis mortar dan kondisi lingkungan, dan seringkali membutuhkan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu.

Mortar telah digunakan selama berabad-abad dalam konstruksi bangunan, dari struktur kuno hingga bangunan modern. Penggunaan mortar yang tepat sangat penting untuk memastikan kekuatan, keawetan, dan kestabilan konstruksi.

Beda Mortar, Semen, dan Beton

Seperti sudah disinggung sebelumnya, mortar merupakan campuran semen, pasir, dan air. Mortar digunakan sebagai bahan perekat yang menghubungkan dan mengikat bahan bangunan seperti batu bata, batu, atau blok beton.

Fungsi utama mortar adalah mengisi celah-celah antara bahan bangunan, memberikan kekuatan struktural pada dinding, lantai, atau konstruksi lainnya, dan menciptakan permukaan yang halus dan rata. Mortar biasanya memiliki proporsi lebih tinggi pasir daripada semen, karena proporsi ini mempengaruhi konsistensi dan daya rekat mortar.

Sementara itu, semen adalah bahan utama dalam mortar dan beton. Semen adalah bahan pengikat hidrolik yang mengeras ketika tercampur dengan air. Dalam mortar, semen bertindak sebagai perekat yang mengikat pasir dan membentuk ikatan kuat antara bahan bangunan. 

Sedangkan dalam beton, semen berperan sebagai bahan pengikat yang mengikat agregat kasar (biasanya kerikil atau batu pecah), agregat halus (pasir), air, dan aditif lainnya. Beton memiliki proporsi semen yang lebih tinggi daripada mortar, sehingga memberikan kekuatan yang lebih tinggi dan daya tahan yang lebih baik.

Perbedaan utama antara mortar, semen, dan beton terletak pada komposisi dan penggunaannya. Mortar digunakan untuk menghubungkan bahan bangunan, sedangkan semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam mortar dan juga dalam beton.

Beton, di sisi lain, adalah campuran yang lebih lengkap yang mencakup agregat kasar dan halus serta aditif lainnya, dan digunakan untuk struktur yang membutuhkan kekuatan dan daya tahan yang tinggi, seperti lantai, jalan, atau struktur bangunan.

Fungsi Mortar

Fungsi utama mortar adalah untuk memberikan kekuatan struktural pada dinding, lantai, atau konstruksi lainnya dengan mengisi celah-celah antara bahan bangunan. Selain itu, mortar juga membantu dalam menyelesaikan permukaan dan memperbaiki kekurangan atau ketidakrataan dalam bahan bangunan.

Berikut fungsi-fungsi mortar dalam sebuah bangunan:

1. Perekat

Fungsi utama mortar adalah sebagai bahan perekat yang mengikat bahan bangunan seperti batu bata, batu, atau blok beton. Mortar digunakan untuk mengisi celah-celah antara bahan bangunan dan membentuk ikatan kuat di antara mereka. Ini memungkinkan konstruksi untuk menjadi satu kesatuan yang kokoh dan stabil.

2. Penyelesaian Permukaan

Mortar juga digunakan untuk mengisi ketidakrataan pada permukaan bahan bangunan, seperti pada dinding bata atau blok beton. Mortar dapat diterapkan secara merata untuk memberikan permukaan yang lebih halus dan rata. Hal ini membantu dalam penyelesaian estetika konstruksi dan memudahkan aplikasi lapisan penutup seperti cat atau plester.

3. Transfer Beban

Mortar berfungsi sebagai media untuk mentransfer beban secara merata di antara bahan bangunan yang saling berkontak. Ketika ditempatkan dengan benar, mortar dapat menyebar dan mendistribusikan beban yang diterapkan pada struktur, menjaga kestabilan dan kekuatan konstruksi secara keseluruhan.

4. Tahan Air

Mortar dapat membantu mencegah infiltrasi air ke dalam konstruksi. Ketika diterapkan dengan baik, mortar membentuk lapisan yang relatif kedap air di antara bahan bangunan. Ini membantu dalam menjaga kekeringan dan mengurangi risiko kerusakan akibat kelembaban dan kebocoran air.

5. Ketahanan Terhadap Getaran dan Guncangan

Mortar yang kuat dan kokoh membantu meningkatkan ketahanan struktur terhadap getaran dan guncangan. Mortar yang berkualitas baik membantu meneruskan energi getaran dan guncangan secara merata melalui konstruksi, mengurangi risiko keretakan atau kerusakan pada bahan bangunan.

Jenis-jenis Mortar

Secara umum, mortar terbagi dalam empat jenis, yaitu:

1. Mortar Perekat Bata Ringan atau Thin Bed Mortar

Jenis mortar ini digunakan khusus untuk merekatkan bata ringan. Lebih efisien daripada semen konvensional, karena penggunaannya hanya perlu dioleskan tipis. Mortar ini hanya cocok untuk bata ringan.

2. Mortar Plester Dinding

Mortar ini digunakan untuk memplester dinding. Berbeda dengan thin bed mortar, jenis mortar ini dapat digunakan pada bata ringan, batako, dan bata merah.

3. Mortar Acian Instan

Mortar acian instan diformulasikan khusus untuk menghaluskan permukaan dinding. Penggunaannya dapat menghemat waktu dan biaya karena tidak perlu menggunakan plamir untuk menghaluskannya, sehingga tembok dapat langsung dicat. Selain itu, penggunaan mortar jenis ini juga membuat tembok lebih padat, sehingga cat tidak akan terserap dan warna cat akan lebih terlihat.

4. Mortar Pemasangan Keramik

Mortar ini dirancang khusus untuk memasang keramik. Penggunaan mortar untuk pemasangan keramik akan memberikan kekuatan rekat yang kuat.

Karakteristik Mortar yang Baik

Mortar yang baik memiliki beberapa karakteristik. Berikut ini penjelasannya:

1. Kekuatan

Mortar yang baik harus memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan beban dan tekanan yang diterapkan pada konstruksi. Kekuatan mortar biasanya diukur dalam satuan tekanan seperti megapascal (MPa). Kekuatan yang memadai memastikan keandalan dan kestabilan struktur.

2. Daya Rekat

Daya rekat mortar adalah kemampuannya untuk melekat dengan kuat pada permukaan bahan bangunan. Mortar yang baik harus memiliki daya rekat yang tinggi untuk menghindari retak atau terlepasnya lapisan mortar dari permukaan.

3. Konsistensi

Konsistensi mortar mengacu pada keadaan fisik dan plastisitasnya. Mortar yang baik harus memiliki konsistensi yang tepat, yaitu mudah diaplikasikan dan membentuk lapisan yang merata tanpa terlalu kering atau terlalu basah.

4. Kehalusan Permukaan

Mortar yang baik harus menghasilkan permukaan yang halus dan rata setelah pengaplikasian. Permukaan yang halus memudahkan proses finishing seperti pengecatan atau pengaplikasian lapisan penutup lainnya.

5. Ketahanan Terhadap Cuaca dan Kelembaban

Mortar yang baik harus memiliki ketahanan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan kelembaban. Ini termasuk kemampuan untuk menghindari keretakan atau kerusakan akibat perubahan suhu, kelembaban, atau pembekuan.

6. Kestabilan Warna

Jika mortar digunakan untuk keperluan estetika, seperti pada dinding yang terekspos, maka mortar yang baik harus memiliki kestabilan warna yang baik. Ini akan memastikan bahwa mortar tidak mengalami perubahan warna yang signifikan seiring waktu.

7. Kemudahan Aplikasi

Mortar yang baik harus mudah diaplikasikan dan dikerjakan oleh pekerja konstruksi. Mortar yang mudah digunakan akan mempercepat proses konstruksi dan mengurangi kesalahan dalam aplikasi.

Itulah penjelasan mengenai pengertian mortar serta jenis dan karakteristiknya yang mungkin perlu Anda tahu. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!

Artikel Terkait

Artikel Terbaru