Motif Ukiran Jawa, Cocok untuk Dekorasi Rumah Klasik

Menghadirkan nuansa klasik dengan menambahkan motif ukiran Jawa pada setiap sudut rumah memanglah pilihan yang tepat. Ukiran-ukiran ini dapat Anda tempatkan pada daun pintu, kusen jendela, langit-langit, hingga pada keseluruhan furniture yang ada di dalamnya.

Motif ukiran yang melengkung dan meliuk bila dilihat secara sekilas memang tampak kurang lebih sama. Namun, ternyata ukiran-ukiran tersebut dapat memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini ulasannya.

Ukiran Jepara

Jepara memang dikenal dengan daerah penghasil furniture berbahan kayu ukir. Wujud pokok dari motif ukiran Jepara ini adalah batang utama atau gagang pokok yang berbentuk layaknya prisma segitiga. Batang ini meliuk dan melingkar kemudian bercabang-cabang menjadi beberapa helai daun.

Pecahannya merupakan cawenan yang berasal dari sehelai daun kemudian bercabang menjadi beberapa, dengan cabang layaknya sinar. Daun-daun tersebut bercawenan seirama menuju ke batang utama atau lingkaran gagang.

motif ukiran jawa jepara

kanopitop.com

Motif ukiran Jepara juga kerap kali menghadirkan bentuk bulat-bulat kecil yang tersusun secara rapat layaknya buah anggur atau wuni. Buah anggur atau wuni ini umumnya diletakkan di bagian sudut-sudut pertemuan antar lingkaran.

Pada motif ukiran Jepara juga kerap kali menghadirkan bentuk burung pada pusat ukiran. Lemahan motif ukiran Jepara ini bersifat dasar, dan dalam mengukirnya tidak begitu dalam. Terdapat juga beberapa ukiran yang ditembus atau dikerawang.

Ukiran Perak Yogyakarta

Ukiran Yogyakarta bentuk pokoknya adalah gubahan sulur-sulur berbentuk tali yang melilit dan bergelombang. Sulur-sulur tersebut kemudian mewujudkan bentuk pilin yang tegar. Selain itu, akan menjulur keluar tangkai daun berbentuk pilin dari setiap buku-buku pada jarak tertentu.

bisnismuda.id

Di setiap ujung tangkai daun, akan dihadirkan bentuk-bentuk menyerupai bunga. Pilin-pilin daun tersebut secara zig-zag melingkar berlawanan arah. Terdapat daun yang ke arah kanan dan ke arah kiri secara bergantian.

Ukiran Yogyakarta ini umumnya diaplikasikan pada hiasan yang berbahan dasar perak, emas, dan aluminium, seperti sendok, sarung keris, gong, dan lainnya. Karena hal itulah motif ukir Yogyakarta ini dikenal sebagai Ukiran Perak Yogyakarta.

Ukiran Cirebon

Motif ukiran Jawa umumnya memiliki wujud salur-salur layaknya kembang bakung. Wujud pokoknya adalah bulat atau krawing dengan cembung yang bercampur cekung. Selain itu, terdapat juga motif yang berbentuk bunga dan buah dengan komposisi besar dan kecil yang beragam.

perlupiknik.com

Sebagai daerah yang dikenal dengan batik mega mendungnya, motif ukiran Cirebon juga terdapat yang berbentuk awan. Awan terbentuk dari lengkungan garis yang menyudut dan terpajang dari pilin, hingga membentuk belah ketupat.

 

Baca Juga : Perpaduan Warna Cat Luar Rumah yang Estetik

 

id-velopedia.velo.com

Selain salur yang bermotif kembang dan awan, terdapat juga motif ukir lainnya yang dinamai “Pohon Hayat” dan dimaknai dengan kekuasaan Tuhan. Dalam motif ukiran Cirebon, manusia dan binatang juga diwujudkan sebagai tanaman, karena adanya larangan dalam Islam mengukir manusia dan binatang.

Ukiran Pakis Surakarta

Ukiran pakis Surakarta ini umumnya berbentuk patrari dan ukel seperti pakis. Salur-salurnya menjalar secara bebas melingkar dan meliuk berbentuk cembung dan cekung. Ukiran pakis Surakarta ini juga kerap kali menghadirkan bentuk kembang, daun, dan buah-buahan.

nimadesriandani.wordpress.com

Meskipun salur-salur menjalar secara bebas, namun ukirannya tetaplah berirama. Umumnya motif ukiran Surakarta ini menggambarkan watak atau kepribadian dari sang pembuatnya.

Tampak dari dominan unsur alam yang harmonis dan seirama, sehingga menunjukkan keseimbangan antara ukiran kanan dan kirinya. Hal inilah yang menunjukkan bahwa ukiran tersebut dipengaruhi oleh keseimbangan alam sekitarnya.

Motif Gunungan

Seperti namanya, motif gunungan ini bentuk pokok utamanya adalah melengkung seperti gunung. Seperti halnya gunungan yang terdapat di wayang kulit Jawa, bentuk dari ukiran gunungan pun kurang lebih serupa. Dari wujud pokok gunungan inilah kemudian di dalamnya diisi dengan ukiran-ukiran lainnya.

shutterstock.com

Ukiran-ukiran di dalam gunungan ini layaknya ukiran Jawa pada umumnya yakni berupa kembang-kembang, dan salur-salur daun. Bentuk daun biasanya dibuat runcing atau lancip layaknya daun pandan. Sementara itu bentuk kembang layaknya bunga Kamboja yang tumbuh di pemakaman.

Gunungan menjadi ciri khas dari motif ukiran Jawa karena eksistensinya yang menonjol. Motif gunungan ini umumnya diaplikasikan pada daun-daun pintu, dan kerap kali dijadikan sebagai hiasan dinding utama. Contoh dari pengaplikasian gunungan ini salah satunya dapat Anda temui di masjid-masjid Jawa.

Tags:

Artikel Terkait

Artikel Terbaru