Apa Itu Korosi? Ini Proses Pembentukan, Jenis, dan Cara Mengatasinya

apa itu korosi

Korosi adalah salah satu masalah terbesar yang bisa Anda temukan dalam kegiatan industri. Jika masalah ini terjadi berkepanjangan pada banyak bagian, hal tersebut dapat menjadi masalah besar di kemudian hari. Mulai dari penurunan kualitas material, kerusakan, sampai patah. Ingin tahu apa itu korosi dan seperti apa cara mengatasinya? Simak penjelasannya di bawah ini.

Apa Itu Korosi?

Korosi dapat diartikan sebagai setiap bentuk oksida logam. Korosi tidak hanya terjadi pada logam besi (Fe) saja. Biasanya, korosi dapat memicu kerusakan pada benda ketika terjadi kontak langsung dari lingkungan (oksigen dan air). Korosi menyebabkan kerusakan tampilan dan penurunan kualitas dari suatu material.

Proses Terjadinya Korosi

Proses pembentukan korosi diawali dari suatu zat, khususnya logam, yang terpapar oleh lingkungan dan saling bereaksi. Reaksi ini akan menghasilkan zat lain yang disebut dengan karat, yang kemudian akan mempengaruhi tampilan dan kualitas logam.

Korosi juga biasanya berkaitan erat dengan sel volta atau sel yang bisa menghasilkan listrik pada reaksi redoks elektrokimia. Sel volta sendiri punya dua sisi, yaitu anoda yang mengalami reaksi oksidasi, serta katoda yang mengalami reaksi reduksi

Faktor Penyebab Korosi

Terdapat lima faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya korosi. Apa saja faktornya?

1. Konsentrasi Air (H20) dan Oksigen (O2)

Tahukah Anda bahwa air dan oksigen dapat menyebabkan korosi? Semakin tinggi jumlah air dan oksigen yang ada dan bersentuhan dengan besi akan menyebabkan korosi untuk lebih cepat terjadi.

Karena itulah, udara yang lembap juga secara langsung dapat menjadi faktor utama dari terjadinya korosi. Hal itu dapat terjadi karena uap air yang tinggi.

2. Cuaca dan Suhu yang Berubah

Berikutnya, adalah faktor perubahan cuaca dan suhu! Dalam kasus suhu yang tinggi, korosi juga akan lebih rentan terjadi. Misalnya, cuaca panas dan hujan yang membuat besi lebih rentan mengalami korosi.

Karena itulah, salah satu cara untuk mencegah terjadinya korosi adalah dengan menghindari cuaca dan suhu ekstrem. Anda perlu meletakkan besi atau material yang rentan berkorosi pada tempat yang baik untuk membuatnya lebih awet.

Selain itu, tips lainnya adalah dengan mengaplikasikan cat anti karat.

3. Elektrolit

Satu lagi faktor utama dari pembentukan korosi adalah elektrolit. Apakah Anda pernah mendengarnya?

Elemen besi yang banyak terpapar oleh elektrolit juga lebih rentan berkorosi. Lingkungan pantai dan laut yang banyak mengandung garam adalah salah satu jenis lingkungan yang banyak terpapar oleh zat satu ini.

Tak hanya itu, air hujan pun dapat mempercepat laju terjadinya korosi karena sifat asamnya, lho!

4. Permukaan Logam yang Tidak Rata

Logam, termasuk besi, biasanya memiliki permukaan yang tidak rata. Nah, hal ini akan membentuk kutub muatan. Yang kemudian akan mempercepat proses terjadinya korosi juga karena masing-masing kutub itu akan mengambil peranan sebagai katode serta anode.

5. Peristiwa Sel Elektrokimia

Faktor kelima yang tidak kalah penting untuk Anda ketahui adalah peristiwa sel elektrokimia. Apakah itu?

Korosi dapat terjadi ketika dua logam berada di lingkungan yang lembap dan saling bersentuhan. Ketika itu terjadi, sel elektrokimia dapat terbentuk.

Selain itu, logam dengan potensial yang lebih rendah akan melepaskan senyawa elektron saat berinteraksi langsung dengan logam berpotensial tinggi. Hal ini yang nantinya akan menyebabkan terjadinya oksidasi.

Faktor yang Mempercepat Terjadinya Korosi

Setelah mengetahui apa saja faktor utama dari pembentukan korosi, Anda juga perlu mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan percepatan pembentukan korosi. Cari tahu di sini!

1. pH Rendah

Kondisi pH rendah atau asam juga dapat mempercepat proses terjadinya korosi. Contohnya adalah lingkungan dengan pH di bawah 7.

2. Mikroba

Ada beberapa jenis mikroba yang juga dapat memicu percepatan korosi pada logam, misal Thiobacillus ferrooxidans dan Thiobacillus thiooxidans.

Kedua mikroba ini dan sejenisnya tidak baik jika ada di permukaan besi.

3. Adanya Kotoran

Apabila logam terpapar oleh zat yang dapat mengotori, logam tersebut juga akan lebih cepat untuk korosi. Salah satu contoh dari zat yang dapat mengotori ini adalah debu karbon.

Jenis-jenis Korosi

Korosi memiliki berbagai kategori jenisnya masing-masing. Berikut daftar jenisnya!

1. Uniform Attack (Korosi Seragam)

Varian korosi ini muncul pada permukaan logam karena reaksi kimia, seringkali pada air dengan pH rendah dengan kelembapan tinggi atau kadar air yang banyak. Seiring waktu, kondisi ini menyebabkan penipisan logam secara bertahap.

2. Pitting Corrosion (Korosi Sumur)

Bentuk korosi ini dipicu oleh komposisi logam yang tidak rata sehingga mengakibatkan terjadinya korosi pada titik-titik tertentu atau area kecil, menyerupai bentuk sumur.

Korosi sumur juga dianggap sebagai salah satu jenis yang paling merusak karena sulit dideteksi tanpa alat khusus.

3. Erosion Corrosion (Korosi Erosi)

Korosi erosi mengacu pada degradasi logam yang disebabkan oleh keausan, yang menimbulkan bagian yang tajam dan kasar. Bagian rentan ini rentan terhadap korosi dan umumnya ditemukan pada pipa dan propeller.

Tindakan pencegahan jenis korosi ini mengatur aliran fluida untuk menghindari tekanan berlebihan pada logam.

4. Galvanic Corrosion (Korosi Galvanis)

Korosi ini terjadi ketika dua logam berbeda berada dalam elektrolit yang sama sehingga menyebabkan logam yang lebih anodik mengalami korosi.

5. Stress Corrosion (Korosi Tegangan)

Perubahan butiran logam karena perlakuan tertentu seperti peregangan atau pembengkokan menyebabkan korosi tegangan. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kerentanan butiran logam terhadap reaksi lingkungan, sehingga mempercepat proses korosi.

6. Crevice Corrosion (Korosi Celah)

Korosi celah terjadi pada logam dengan jarak yang berdekatan dimana celah tersebut akan menahan kotoran dan air. Hal ini menyebabkan konsentrasi O2 lebih tinggi di permukaan dibandingkan di bagian dalam.

Akibatnya, bagian dalam menjadi lebih anodik sedangkan permukaan menjadi katodik, sehingga memicu korosi.

7. Korosi Mikrobiologi

Apa itu korosi mikrobiologi? Korosi ini melibatkan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, alga, dan protozoa yang menempel pada permukaan logam dalam lapisan tipis atau biodeposit. Dalam beberapa jam, bintik-bintik korosi mulai terlihat pada logam.

8. Fatigue Corrosion (Korosi Lelah)

Logam yang terkena beban siklus yang berulang akan mengalami korosi lelah, yang akhirnya menyebabkan patahnya material seiring berjalannya waktu.

Tips Mencegah Korosi

Setelah memahami penjelasan tentang korosi, berikut tips untuk merawat dan mencegah barang-barang dari korosi:

1. Gunakan Lapisan Anti Karat

Setelah proses pencetakan baut dan mur, pabrikan biasanya akan mengaplikasikan lapisan khusus yang disesuaikan dengan fungsi dan tujuan penggunaan. Saat dijual di pasaran, Anda bisa memilih lapisan anti karat yang kuat—seperti galvanisasi hot dip, lapisan zinc, SCM 435, dan lain-lain.

Tips ini sangat disarankan untuk memberikan perlindungan optimal terhadap korosi.

2. Lakukan Pengecatan

Berikutnya, Anda juga bisa melakukan pengecetan! Tindakan ini berfungsi sebagai tindakan pencegahan jangka pendek dengan melindungi mur dan baut dari paparan langsung terhadap elemen keras seperti sinar matahari atau perubahan cuaca buruk.

Namun, penting untuk dicatat bahwa metode ini tidak menawarkan pencegahan korosi jangka panjang.

3. Dilapisi dengan Oli/Gemuk

Tindakan pencegahan ini juga berkontribusi terhadap pencegahan korosi. Mur dan baut yang ditempatkan pada mesin atau komponen di dalam mesin harus dilapisi dengan oli atau gemuk. Hal ini sangat penting terutama untuk baut yang berfungsi sebagai poros atau baut yang mengalami sedikit pergerakan dan rotasi.

Demikian pembahasan tentang apa itu korosi dan cara pencegahannya. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan baru bagi Anda!

Artikel Terkait

Artikel Terbaru